Coming of Age dan Bagaimana Tulisanku Setelah Beberapa Tahun Berlalu?

Era Erika
2 min readAug 22, 2023

Ada perasaan geli tapi bangga juga ketika aku kembali menelusuri tulisan-tulisanku di medium. Tulisan yang tidak jelas, tidak penting, namun memotret fase kehidupanku saat itu. Memang jelek, tapi tulisan itu menjadi bagian dari diriku.

Sampai sekarang pun aku tidak yakin apa tulisan ku dalam bahasa indonesia kini makin bagus atau tidak. Aku malah merasa makin jelek saja tulisan bahasa indonesiaku. Lalu nekat memilih menulis dalam bahasa inggris, yang ternyata tidak kalah jeleknya.

Dalam tulisan, aku kebanyak bercerita hal yang amat personal. Tentang kompleksnya perasaanku terhadap suatu situasi. Kadang tentang kebencianku pada hidup sendiri.

Aku orang yang tidak bisa memercayai diri sendiri. Selalu butuh komentar dan validasi dari orang untuk bisa lega melakukan sesuatu. Itu hal yang tidak bagus, ya anak manis.

Aku berpikir sekarang sudah mencintai diri lebih banyak dibanding beberapa tahun lalu. Sayangnya rasa cinta itu selalu tidak bertahan lama. Naik turun, kadang cinta kadang benci. Siklus yang tidak ada habisnya dan aku lelah hidup dengan itu. Aku masih belum tahu cara menghadapi dan mengontrolnya. Di umur 26 tahun ini, aku pikir aku bisa lebih bijaksana. Tapi sepertinya aku tidak bisa mencapai itu.

Di fase ini, aku kehilangan banyak teman. Kata orang, memang sudah waktunya. Hal ini tidak ada hubungannya dengan harga diriku dan perlakuanku ke orang lain. Perpisahan yang kualami terjadi perlahan dan sunyi. Aku sudah tidak punya energi lagi untuk mempertahankannya. Bagiku, teman yang cocok akan tinggal. Bertemu teman baru pun bukan hal yang buruk.

Aku bahagia bisa berada di lingkaran pertemanan yang kecil, tapi aman. Aku makin merasa berharga berada di lingkaran itu. Bisa lebih ceria dan percaya kepada diri sendiri. Aku merasa bersyukur.

Di sisi lain aku juga merasa tidak cukup dengan hidupku. Lelah sekali selalu berpikir tidak pernah cukup. Sepertinya pikiran ini muncul karena ekspektasi berlebihan yang muncul dari otakku sendiri. Perlahan merusak diriku sendiri. Aku masih mencari tahu cara mengatasinya. Akankah hal seperti ini berlangsung selama hidupku?

Jika iya, setidaknya aku bisa berhenti merundung diri sendiri.

--

--